JELAJAH NEWS-Launching program rehab rutilahu ditandai dengan penyerahan Buku Tabungan Penerima Bantuan Masing-masing Kegiatan Perbaikan Rutilahu, Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (Pisew), Penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), yang digelar di Rumah Jabatan Bupati Bandung, Soreang (10/6/21).
Bupati Bandung Dadang Supriatna
me-launching Program 99 Hari Kerja di sektor perbaikan rumah tidak layak huni
(rutilahu) sebanyak 4.635 unit dari berbagai sumber anggaran di tahun 2021 ini.
Rehab rutilahu dilakukan Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten
Bandung. Tiap satu unit rutilahu menapat bantuan sebesar Rp 17,5 juta
(minus pajak), yang terbagi atas material, upah serta biaya operasional.
“Kita bukan hanya launching, tapi juga akan
memantau program-program ini ke lapangan. Apakah sudah terlaksana atau belum.
Termasuk dari sisi spesifikasinya, jangan sampai tidak sesuai. Karena program
ini bukan program asal-asalan, tapi memang diharapkan sebagai program yang bisa
memperbaiki lingkungan di masing-masing wilayah. Sehingga rutilahu ini nantinya
bisa jadi layak, sebagai rumah yang baik dan sehat,” tutur Bupati Dadang
Supriatna.
Dari
jumlah 4.635 unit tersebut, sebanyak 645 unit dianggarkan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bandung, 2.225 unit dari APBD
Provinsi, dan sebanyak 1.845 unit dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
Saat
ini, sebut bupati, masih tersisa sekitar 37 ribu unit rutilahu di Kabupaten
Bandung. Dalam upaya percepatan, Bupati Bandung menyampaikan permohonan bantuan
kepada pemerintah pusat, provinsi, termasuk corporate social responsibility
(CSR). “Kita akan upayakan bagaimana yang 37 ribu ini bisa maksimal
perbaikannya,” ucap bupati.
Kang
DS, sapaan bupati, menyatakan saat ini data penerima manfaat yang ada di Dinas
Sosial (Dinsos) dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) sudah
mulai tertib dan sinkron. Namun ia menginstruksikan, sinkronisasi data juga
perlu dilakukan dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
“Ini
tentu diperlukan agar dalam menargetkan anggaran, kita tidak akan salah
sasaran. Jangan sampai ada data ganda, warga yang sudah menerima program dari
provinsi kemudian dapat lagi dari kabupaten atau dari CSR,” imbuh Kang DS.
Pada
kesempatan itu, Kang DS didampingi Kepala Disperkimtan Kabupaten Bandung Erwin
Rinaldi menyerahkan secara simbolis Buku Tabungan, antara lain kepada tiga
orang penerima bantuan dana rutilahu dari APBD Kabupaten Bandung, dua orang
dari stimulan perumahan swadaya kementerian, satu orang dari program Kotaku,
satu orang dari program Pisew, dua orang dari program Pamsimas dan satu orang
penerima bantuan program Sanimas.
Sementara
Kepala Disperkimtan Kabupaten Bandung, Erwin Rinaldi menambahkan, target rehab
4.365 rutilahu ini cukup signifikan sehingga pihaknya harus bekerja keras lagi
mencari sumber anggaran lain.
“Kita
akan berkordinasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, dengan Pemprov Jabar
dan pemerintah pusat. Termasuk dengan mengoptimalkan bantuan pihak swasta dan
swadaya masyarakat,” kata Erwin.
Kaitan
yang baru mengusulkan, menurut Erwin hal itu bisa dicek di database, apakah
sudah masuk atau belum dalam data perbaikan rutilahu.
“Kita
punya database, kita bisa lihat di sana. Kalau belum, maka akan diusulkan,”
ungkap Erwin. Ia pun mengakui masih banyak yang perlu mendapat bantuan
perbaikan rutilahu.
Adapun yang belum termasuk atau
susulan baru, akan disusulkan, yang jelas prioritas empat puluh tiga ribu,
tambahnya.
Soal
mekanisme pengajuan perbaikan rumah, menurutnya bisa melalui kecamatan atau
dari desa yang mengusulkan, serta bisa dajukan melalui Musrenbang.
“Juga
bisa melalui mekanisme yang memungkinkan dalam penganggaran. Misalnya melalui
penginputan pokok pikiran elektronik (e-Pokir) DPRD Kabupaten Bandung,” jelas
Erwin.
0 comments:
Posting Komentar