Rabu, 30 Juni 2021

Harganas, Moment Lawan Pandemi dan Selamatkan Anak dari Stunting

Bupati Bandung Dadang Supriatna, saat memberikan sambutan pada Harganas ke-28
tingkat Kabupaten Bandung

Jelajah News

Dalam memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke – 28, Bupati Bandung Dadang Supriatna mengajak seluruh keluarga untuk ikut memerangi pandemi serta menyelamatkan anak dari ancaman stunting. Menurutnya, keluarga memiliki peran penting dalam memutus mata rantai stunting di Kabupaten Bandung.

 

“Peringatan Harganas tahun ini terasa berat. Selain berfokus pada pengendalian pandemi, saat ini pemerintah daerah juga sedang menghadapi permasalahan yang cukup serius, yakni masih tingginya angka kasus stunting. Hingga saat ini angka stuting di Kabupaten Bandung mencapai 24 persen,” ungkap bupati saat menghadiri peringatan Harganas ke – 28 Tingkat Kabupaten Bandung secara virtual di Bale Winaya, Soreang, Selasa (29/6/2021).

 

Bupati menilai, kurangnya pemahaman orangtua akan pemenuhan gizi anak pada 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) menjadi salah satu faktor tingginya kasus stunting di Kabupaten Bandung. Untuk menekan kasus tersebut, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi, diantaranya dengan mengoptimalkan peran pemerintah kewilayahan mulai tingkat kecamatan hingga desa.

 

“Masalah stunting tidak bisa diselesaikan oleh satu lembaga saja, tapi merupakan program yang sifatnya itegratif, karena harus diselesaikan dari hulu sampai ke hilir. Kami juga akan menggandeng TP PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga), tenaga penyuluh dan organisasi masyarakat untuk terus mensosialisasikan, khususnya terhadap ibu dalam memilih, mengolah dan menyajikan asupan makanan, baik saat hamil maupun pada 1.000 HPK,” terangnya didampingi Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung, Muhammad Hairun.

 

Tak hanya itu, ia juga berpendapat, pernikahan usia dini berpengaruh pada angka kasus stunting di Kabupaten Bandung. Selain minimnya pengetahuan pola asuh anak, kehamilan di bawah usia 18 tahun memiliki risiko tinggi terganggunya perkembangan janin.

 

“Kami akan terus melakukan berbagai upaya dalam penanggulangan maupun pencegahan pernikahan di usia dini. Salah satunya bersinergi dengan kementerian agama dan pengadilan untuk terus mensosialisasikan usia perkawinan yang ideal,” ucapnya bupati yang akrab disapa Kang DS itu.

 

Menyadari stunting berpotensi sebagai ancaman dalam mewujudkan generasi yang berkualitas, Kang DS mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Bandung untuk menguatkan kembali peran keluarga.

 

“Pada momentum ini kami juga berharap seluruh keluarga di Kabupaten Bandung dapat menjadi keluarga yang BEDAS (Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera),” pungkas Bupati Bandung.

 

 

Sumber : Protokol dan Komunikasi Pimpinan/Asdar







0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls