Selasa, 15 Oktober 2019

MEWUJUDKAN DESA ECO-VILLAGE

Dr. Ir. Ratnaningsih Ruhiyat, MT.
Oleh : Dr. Ir. Ratnaningsih Ruhiyat, MT.

Desa Cibodas merupakan salah satu desa di Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, yang terletak pada ketinggian 1000-1200 meter di atas permukaan laut, dengan luas wilayah sekitar 1.926,3 Ha. Desa Cibodas pernah menjadi desa penghasil susu terbesar di Kecamatan Pasirjambu, namun produksi susu tersebut dari tahun ke tahun semakin menurun, dikarenakan sulitnya memperoleh pakan hijauan dan mahalnya pakan konsentrat. Selain peternakan sapi perah, masyarakat Desa Cibodas juga sebagai penghasil sayuran yang cukup besar, terutama untuk komoditi labu siam.
Gbr. Kondisi Kandang Sapi di Injeuman

Berlimpahnya limbah bahan organik yang berasal dari sektor pertanian dan peternakan sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak, pupuk organik dan biogas, sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi masyarakat desa. dengan meminimalkan inputan dari luar, dan memperbaiki kualitas lingkungan, serta menekan biaya produksi baik bagi petani maupun peternak. Namun demikian, pemanfaatan limbah kotoran hewan (kohe), khususnya kotoran sapi dan limbah pertanian belum dilakukan secara baik. Sebagian besar peternak masih membuang kotoran sapi ke badan air, sehingga akan menurunkan kualitas badan air. 
Di samping itu, peternak juga tidak memiliki waktu yang cukup untuk menangani limbah kohe tersebut. Di sektor pertanian, petani di Desa Cibodas belum terbiasa menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan. Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti, yang mendapatkan dana hibah dari Kemenristek Dikti Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Tahun 2018/2019 menawarkan suatu pendekatan untuk menyelesaikan masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan sistem pertanian terpadu (Sistandu), yang pada akhirnya menuju terwujudnya “Ecovillage”. Sistem pertanian terpadu merupakan komponen yang sangat penting dan sentral di dalam konsep ecovillage, karena di dalam sistem pertanian terpadu terdapat praktik pertanian ramah lingkungan. Tujuan utama dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini antara lain: 

1. Mengoptimalkan pengolahan limbah kohe melalui pemanfaatan kohe untuk menghasilkan biogas dan pupuk kascing (pupuk ramah lingkungan) 
2. Menyediakan dan memenuhi kebutuhan energi (bahan bakar) dan stock pupuk ramah lingkungan untuk lahan pertanian masyarakat Petani 
3. Mengembangkan pertanian organik dalam upaya meningkatkan kualitas hasil pertanian dan meningkatkan kualitas lahan. 
4. Menyediakan pakan ternak Silase komplit dari bahan limbah pertanian yang berkualitas dan tersedia setiap saat, tidak tergantung musim, untuk kebutuhan masyarakat ternak 
5. Membangun usaha terintegrasi antara peternak, petani dan pemanfaat limbah, yang ramah lingkungan dalam bentuk Sistem Pertanian Terpadu Kawasan 
6. Mengembangan produk pertanian, peternakan sehat dan low input dari luar, sehingga meningkatkan kuantitas dan kualitas produk, serta tidak merusak Lingkungan Ruang lingkup kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Desa Cibodas menuju Ecovillage ini meliputi rangkaian kegiatan seperti pada gambar di bawah ini. 


Gambar. Bagan Rangkaian Kegiatan Desa Cibodas Menuju Ecovillage 

Kegiatan PKM yang telah dilaksanakannya meliputi kegiatan-kegiatan berikut: 
1. Focus Group Discussion (FGD)-1 dengan key person, untuk kesepakatan langkah kerja dalam menata Desa Ciboadas menuju Ecovillage 
2. Merencanakan penataan lahan Carik menjadi Agrowisata dan Ecovillage di RW12 
3. Membangun Percontohan Sistandu di lahan Carik, Kampung Injeman 
4. Pelatihan dan Praktek Lapang untuk Sistandu (pertanian, pengelolaan limbah, pakan ternak Silase); Pelatihan dan Praktek Pemanfaatan lahan pekarangan 
5. FGD-2 dengan key person, dalam rangka evaluasi, kesepakatan pengembangan dan pengelolaan selanjutnya 
6. Pendampingan Pengelolaan dan Kewirausahaan

Ket. Gbr. Forum Group Discussion

Dari hasil kegiatan tersebut di atas, maka diperoleh berbagai luaran yang mendukung terwujudnya Desa Cibodas menjadi Eco-village, antara lain: 

1. mengoptimalkan manfaat dari tanah carik untuk dijadikan Kawasan Agrowisata. Tanah carik milik desa, dengan luas sekitar 30 ha, berada di daerah Injeman pada awalnya kondisi kering/ gersang, kemudian oleh salah seorang pemuka desa/tokoh kehutanan dan lingkungan (Bpk Memed) ditanami berbagai jenis pohon hutan diantaranya pohon kayu putih, pohon Jabon, pohon Rasamala dan pohon lainnya dengan tujuan untuk konservasi. Setelah lahan tersebut terlihat teduh dan hijau dimanfaatkan sebagai areal ternak sapi, pengolahan kotoran sapi dengan menggunakan vermikompost untuk dijadikan pupuk. Selain itu dari kotoran sapi dibuat juga biogas untuk keperluan memasak/mengeringkan hasil bumi. Kebun dan sawah digarap petani dengan cara disewa ke desa untuk ditanami padi, berbagai tanaman sayuran, jagung untuk dijual. 

2. Tim PKM Hibah PPDM membantu dalam membuatkan rencana skematik untuk lahan carik Injeman sebagai berikut:
Ket. Gbr. Kegiatan Penyuluhan

Ket. Gbr. Rencana Skematik Tanah Carik Injeuman


Gambar di atas memperlihatkan rencana skematik untuk tanah Carik di daerah Injeman Desa Cibodas dengan berbagai fasilitas berikut: 
• Area Penerima 
• Area Villa dan Restoran dengan bentuk bangunan khas Jawa barat 
• Lapangan serba guna 
• Area Helipad, untuk mendukung kegiatan dari Carakter building (kerjasama) 
• Area Parkir bus dan kendaraan Pribadi 
• Area Arboretum berupa pohon2 yang menyebar mulai dari area penerima, area agrowisata, area agrowisata dan peternakan, Area perkebunan, area outbond, area danau dan pemancingan. 
• Contoh penerapan ecovillage pada areal peternakan, pemukiman, pembuangan sampah terpadu, dan areal Agriculture. 

3. Memberikan contoh Pemanfaatan Pekarangan Pemanfaatan kohe menjadi pupuk organik, dilanjutkan dengan pemberdayaan kelompok wanita tani, untuk memanfaatkan pekarangan. Pemanfaatan pekarangan adalah salah satu elemen Eco village, agar lingkungan lebih asri dan segar ( tanaman adalah produsen oksigen). Kepada kelompok wanita tani, juga diberikan pengetahuan mengenai unsur keindahan, dan fungsi dari tanaman terhadap kesehatan dan ekonomi. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan pada wanita tani, memperoleh hasil sayuran, obat2 an yang dapat dipergunakan untuk kepentingan sendiri, ataupun dijual ke pengempul yang siap menerima. 

4. Membangun Sistem Pertanian Terpadu Untuk memberikan contoh kepada peternak dan petani, maka telah dibangun Sistem Pertanian Terpadu berbasis Sapi dan jagung di lahan milik Desa (lahan Carik), yang berlokasi di Kampung Injeman, dengan tujuan, untuk menjadikan percontohan dan tempat pelatihan bagi para petani dan peternak dalam mengelola usaha yang lebih effisien dan efektif serta ramah lingkungan. 

Sistandu terdiri dari beberapa fasilitas sebagai berikut : 
a. Membangun Pabrik Mini Silase Silase adalah pakan hijauan yang difermentasi, dengan tujuan agar hijauan dapat bertahan/awet dalam waktu lama, sehingga pada musim kemarau peternak tidak mengalami kesulitan mendapatkan pakan hijauan bagi ternaknya. Pabrik mini silasse ditujukan untuk memproduksi pakan hijauan ternak, yang mana saat ini ketersediaannya semakin menurun. 
b. Membangun reaktor biogas dengan kapasitas 5 m3 berbahan fiber-glass, yang memiliki ketahanan lebih kuat dan lentur dibandingkan dengan reactor yang terbuat dari beton, khususnya untuk tanah labil. Dengan dibangunnya reaktor biogas, maka telah dihasilkan biogas, sebagai bahan bakar pengganti elpiji untuk memasak, sebanyak 2 m3 per hari setara dengan 0.47 kg gas Elpiji. 
c. Membangun Pabrik mini Pupuk Organik Untuk produksi pupuk organik digunakan teknologi vermikomposting, yaitu menggunakan cacing sebagai mesin penghancur limbah, dan menghasilkan biomassa cacing dan pupuk organik yang berkualitas. 
d. Memberikan contoh Pertanian low inputan dari luar Dari pupuk yang dihasilkan, maka petani memperoleh pupuk dari lokasi sendiri, sehingga dapat mengurangi kebutuhan dari luar, selain itu, pupuk yang digunakan merupakan pupuk ramah lingkungan, sehingga dapat menghasilkan produk pertanian yang bekualitas. 

Kegiatan Pengelolaan limbah, mulai dari pembuatan silase, pupuk organik dan biogas menjadikan peluang usaha/ lapangkan kerja tersendiri bagi masyarakat yang saat ini belum mendapatkan lapangan kerja tetap. Dengan demikian maka lapangan kerja di Desa menjadi lebih bervariasi.(diew)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls