Asma adalah kondisi yang disebabkan
oleh penyempitan saluran pernapasan kecil (bronchi) di paru-paru yang terjadi
karena dinding saluran mengalami pembengkakan dan peradangan. Udara menjadi
lebih sulit untuk lewat dan hal ini menyebabkan terjadinya mengi (wheezing),
batuk, serta masalah lain dalam pernapasan. Mengi akan dialami 1 dari 4 anak
selama masa kanak-kanaknya. Dengan penanganan yang tepat, hampir semua anak
dengan asma dapat ikut serta dalam aktivitas olah raga dan menjalani hidup yang
aktif.
Gejala
Beberapa gejala asma yang paling umum adalah: Batuk. Batuk umumnya terjadi di malam hari, dini hari, saat cuaca dingin, dan saat beraktivitas fisik. Napas yang terdengar seperti bunyi peluit juga kesulitan bernapas.
Beberapa gejala asma yang paling umum adalah: Batuk. Batuk umumnya terjadi di malam hari, dini hari, saat cuaca dingin, dan saat beraktivitas fisik. Napas yang terdengar seperti bunyi peluit juga kesulitan bernapas.
Gejala asma akan berlangsung selama
2-3 hari, atau bahkan lebih. Setelah serangan asma membaik, anak akan
membutuhkan pereda serangan (reliever) 3-4 kali per hari hingga batuk dan mengi
menghilang.
Pemicu
Penyebab asma seringkali tidak diketahui. Asma umum ditemui menurun dalam keluarga. Dan asma dapat berhubungan dengan kondisi lain seperti eksim (eczema) dan alergi. Beberapa pemicu serangan asma adalah sebagai berikut: Flu. Pemicu asma paling umum adalah infeksi saluran napas yang disebabkan virus. Infeksi virus umum terjadi pada anak-anak sekitar 6-8 kali dalam setahun. Jika seorang anak rentan terhadap asma, ia akan mengalami mengi dan batuk-batuk pada waktu-waktu tersebut.
Penyebab asma seringkali tidak diketahui. Asma umum ditemui menurun dalam keluarga. Dan asma dapat berhubungan dengan kondisi lain seperti eksim (eczema) dan alergi. Beberapa pemicu serangan asma adalah sebagai berikut: Flu. Pemicu asma paling umum adalah infeksi saluran napas yang disebabkan virus. Infeksi virus umum terjadi pada anak-anak sekitar 6-8 kali dalam setahun. Jika seorang anak rentan terhadap asma, ia akan mengalami mengi dan batuk-batuk pada waktu-waktu tersebut.
Virus tidak dapat dibunuh dengan
antibiotik, karena itu antibiotik tidak dibutuhkan pada serangan asma ini.
Aktivitas fisik, perubahan cuaca, asap rokok, kutu yang ditemukan pada debu
rumah, serbuk sari bunga, hewan peliharaan. Serangan asma dapat dicegah dengan
menghindari pemicunya. Karena itu, jika pemicu diketahui, pemicu tersebut
sedapat mungkin harus dihindari.
Penanganan
Pada sebagian besar anak, asma dapat dikontrol dengan obat yang tepat. Dua tipe obat yang digunakan pada anak-anak adalah: Pereda serangan (reliever). Jenis obat ini bekerja cepat dan bermanfaat dalam serangan akut. Contohnya adalah Ventolin. Jenis obat ini disebut bronchodilator (broncho-: saluran napas, dilator: yang membuat lebar). Sesuai namanya, obat ini melebarkan saluran napas yang sempit sehingga udara lebih mudah lewat. Obat ini memberi efek optimal dengan inhalasi (dihirup melalui hidung). Pada serangan akut, anak akan membutuhkan Ventolin setiap 2-4 jam. Jika anak anda membutuhkan lebih dari dosis tersebut, anda harus menghubungi dokter anak anda.
Pada sebagian besar anak, asma dapat dikontrol dengan obat yang tepat. Dua tipe obat yang digunakan pada anak-anak adalah: Pereda serangan (reliever). Jenis obat ini bekerja cepat dan bermanfaat dalam serangan akut. Contohnya adalah Ventolin. Jenis obat ini disebut bronchodilator (broncho-: saluran napas, dilator: yang membuat lebar). Sesuai namanya, obat ini melebarkan saluran napas yang sempit sehingga udara lebih mudah lewat. Obat ini memberi efek optimal dengan inhalasi (dihirup melalui hidung). Pada serangan akut, anak akan membutuhkan Ventolin setiap 2-4 jam. Jika anak anda membutuhkan lebih dari dosis tersebut, anda harus menghubungi dokter anak anda.
Prednisolone. Obat ini adalah
sejenis steroid yang mengurangi pembengkakan dan peradangan dinding saluran
napas, dan membantu membuat saluran napas lebih reaktif terhadap
bronchodilator. Prednisolone memebutuhkan 6-8 jam untuk mulai bekerja. Jenis
obat ini diberikan dalam bentuk sirup atau tablet selama 2-4 hari. Penggunaan
jangka pendek ini tidak akan menyebabkan terjadinya efek samping prednisolone
atau steroid secara umum.
Pencegah serangan (preventer). Tidak
setiap anak dengan asma membutuhkan jenis obat ini. Pencegah serangan juga
dikonsumsi dengan cara inhalasi dan harus dikonsumsi setiap hari. Anak dengan
asma yang membutuhkan pencegah serangan perlu melakukan kunjungan rutin ke
dokter untuk penilaian apakah jenis obat yang diberikan bekerja dan penyesuaian
dosis.
Penanganan di antara serangan
Sebagian besar anak dengan asma yang mengalami mengi saat sedang terinfeksi virus tidak membutuhkan terapi apapun di antara serangan. Jika anak mengalami batuk atau mengi lebih dari sekali seminggu di malam hari atau saat beraktivitas fisik, anak tersebut mungkin membutuhkan obat pencegah serangan (preventer).
Sebagian besar anak dengan asma yang mengalami mengi saat sedang terinfeksi virus tidak membutuhkan terapi apapun di antara serangan. Jika anak mengalami batuk atau mengi lebih dari sekali seminggu di malam hari atau saat beraktivitas fisik, anak tersebut mungkin membutuhkan obat pencegah serangan (preventer).
Inhalasi adalah cara terbaik untuk
menggunakan sebagian besar obat asma. Untuk mengoptimalkan penyerapan obat,
spacer bekerja sama baiknya dengan pompa nebulisasi (nebuliser pump) dan jauh
lebih murah. (yz)
Asma, Bukan Sembarang Batuk
Banyak anak menderita
asma, tetapi tidak terdiagnosis penyakitnya sehingga ditangani sebagai penyakit
lain dan keluhannya tidak kunjung reda sebab penanganannya disamakan dengan
orang dewasa. Padahal, untuk penyakit yang sama, gejala yang menonjol bisa
berbeda antara pasien anak dan dewasa.
"Karena itu, para
orangtua perlu memahami gejala apa pada anak yang mungkin mengarah pada
asma," kata dr Darmawan B Setyanto dari Pusat Asma Anak Sudhaprana Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo. Asma pada anak tidak selalu ditandai dengan gejala
sesak dan napas berbunyi "ngik-ngik" (mengi) seperti pada pasien
dewasa.
"Sering kali
gejala asma pada anak yang menonjol hanya batuk. Tetapi, ini bukan sembarang
batuk, melainkan batuk yang bandel, yaitu batuk yang berlangsung lama (dua
minggu atau lebih) atau sulit sembuhnya, membaik sebentar lalu timbul lagi,
atau timbul berulang dalam selang waktu pendek," ujarnya.
Batuk asma pada anak
mempunyai ciri lain, yakni lebih berat pada malam atau dini hari dan saat
bangun tidur. Terkadang perbedaan intensitas batuk antara siang dan malam hari
demikian ekstrem. Pada siang hari tidak ada gejala batuk sama sekali, sedangkan
pada malam hari batuk demikian hebat. Pada bayi dan anak balita, batuk hebat
ini terkadang diikuti dengan muntah berisi lendir.
Karena tidak
terdiagnosis sebagai asma, pasien anak dengan batuk yang bandel diberi obat
penekan batuk (antitusif), dan batuknya justru kian menjadi. "Pasien asma
tidak boleh diberi antitusif karena penekanan refleks batuk pada asma justru
akan merugikan. Batuk asma baru akan mereda jika diberi obat asma," tutur
Darmawan.
"Ibaratnya,
halaman rumah kita banyak sampah dan rontokan daun. Lalu, ada orang lain yang
membantu menyapu. Seharusnya kita membantu dia membersihkan halaman kita, bukan
malah digebukin. Jika diusir, halaman kita tetap kotor. Begitu halaman bersih,
si pembantu alias si batuk akan pergi dengan sendirinya," katanya.
Faktor pencetus
Perlu ada perubahan
paradigma pemikiran bila menemukan anak dengan batuk bandel. Pertama, pikirkan
kemungkinan ke arah asma, bukan ke arah tuberkulosis. Diagnosis ke arah asma
jika dijumpai, antara lain, batuk pada anak asma akan timbul jika dia terpajan
(terpapar) dengan faktor pencetus.
Sebagian besar asma
didasari faktor alergi. Jadi, asma merupakan salah satu bentuk penyakit alergi.
Dalam riwayat keluarga, biasanya dijumpai anggota keluarga yang mempunyai asma,
atau bentuk lain penyakit alergi seperti eksim, alergi obat, alergi makanan,
atau pilek alergi. "Yang diturunkan adalah bakat alerginya, sedangkan manifestasi
alerginya bisa berbeda," katanya.
Faktor pencetus asma
lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seorang anak, berbentuk zat yang
dapat terhirup lewat saluran respiratorik atau napas. Faktor pencetus itu
antara lain debu rumah, asap rokok, asap dapur, obat nyamuk, kapuk, bulu
binatang, kosmetik dalam bentuk semprotan, jamur yang tumbuh subur di dinding
kamar yang lembab, dan di dalam AC yang jarang diservis. Polusi udara dan asap
kebakaran hutan juga memicu serangan asma.
Pencetus lain adalah
makanan seperti es, makanan dan minuman dingin, permen, cokelat, makanan instan
gurih dengan bahan pengawet, bervetsin, MSG, gorengan, kacang tanah. Asma juga
bisa dipicu flu, kelelahan, stres, emosi berlebihan, perubahan cuaca, infeksi
saluran napas akut, dan hawa dingin. "Biasanya asma dipicu oleh kombinasi
dari berbagai faktor pencetus," tutur Darmawan.
Penyakit asma ini
tidak bisa disembuhkan atau dihilangkan sama sekali. "Kiat utama
penanganan asma anak adalah penghindaran faktor pencetus, bukan obat saja. Seberapa
pun canggih obat asma, jika penghindaran faktor pencetus ini tidak
dilaksanakan, asmanya tidak akan terkendali," kata Darmawan.
Diagnosis asma bisa
ditegakkan dengan tes pernapasan, di antaranya peak expiratory flow untuk
mengukur seberapa cepat pasien mengeluarkan udara dari paru-paru, alat ini bisa
digunakan untuk anak-anak usia lima tahun ke atas. Penggunaan obat-obatan untuk
manajemen asma membutuhkan pemantauan terus-menerus. [kompas]
Anak Penderita Asma Jangan Sembarangan Minum Obat
Batuk
Vera Farah Bararah - detikHealth
"Obat yang sering menyebabkan asma pada anak bertambah parah adalah obat penekan batuk seperti dextrometorpan atau codein yang berfungsi untuk menekan batuk. Tapi kalau anak asma diberi obat ini, lendir yang ada dalam tubuhnya tidak dapat keluar sehingga anak akan semakin bertambah sesak akibat lendir yang bertumpuk," ujar dr. Aditya Suryansyah, SpA saat dihubungi detikHealth, Senin (28/12/2009).
dr Adit menerangkan asma adalah penyakit penyumbatan akibat adanya penyempitan saluran napas terutama di paru-paru. Penyumbatan ini bisa terjadi karena saluran napas membengkak sehingga terjadi penyempitan atau adanya penumpukan lendir di saluran napas tersebut.
Keluhan batuk yang dirasakan oleh anak, menurut dr Adit bisa diperparah dengan adanya produksi lendir yang berlebih akibat alergi. Hal yang perlu diketahui adalah jika ada alergen yang masuk ke dalam tubuh, maka tubuh bagian saluran pernapasan akan mengeluarkan lendir. Sehingga pada anak yang mengalami asma dapat memperparah sumbatan saluran pernapasannya.
Selain obat batuk yang mengandung dextrometorpan atau codein, obat batuk untuk orang dewasa yang mengandung gliseril guaikolat juga tidak boleh diberikan pada anak-anak yang menderita asma. Ini dikarenakan obat tersebut bisa merangsang batuk dan menyebabkan terjadinya aspirasi atau masuknya lendir ke dalam paru-paru.
Asma yang terjadi baik pada anak-anak ataupun orang dewasa membuat orang tersebut sangat tersiksa, karena akibat penyempitan yang terjadi asupan oksigen ke dalam tubuh menjadi berkurang. Ini menyebabkan anak merasa sesak napas dan merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak.
Bagi orangtua yang anaknya memiliki riwayat asma sebaiknya lebih berhati-hati dalam memberikan segala jenis obat. Hindari obat-obatan yang mengandung zat alergen untuk asma dan perhatikan dengan seksama kontra indikasi dari setiap obat yang diberikan pada anak.
(ver/ir)