Penyelenggaran
pendidikan yang baik bisa dilihat dari kelengkapan sarana dan prasarana
pendidikannya selain dari kualitas guru yang sesuai dengan keahliannya, sehingga
dalam kegiatan belajar dan mengajar dan menggali potensi pada setiap anak
didiknya bisa lebih optimal.
Lebih
lanjut Dadang menjelaskan, dengan anak didik sebanyak itu, kami mengharapkan adanya
penambahan sarana dan prasarana lainnya untuk menyelenggarakan pendidikan yang
lebih optimal, seperti halnya sarana toilet yang mempunyai sebanyak 2 buah,
mengingat jumlah siswa yang cukup banyak juga tenaga pendidik yang ada, karena
dibagi dua untuk siswa satu buah dan untuk pengajar satu buah, untuk ke toilet
saja kadang harus mengantri, “Selain itu juga kendala lainnya seperti penyedian
air bersih, meskipun kami memiliki sumur gali sebanyak 2 buah, namun air yang
ada nampak kekuning-kuningan dikedua sumur tersebut” katanya seraya menambahkan
untuk mengantisipasinya guna menyediakan air bersih bagi sekolah merencanakan
untuk membuat sumur bor.
Dengan
adanya kepercayaan yang diberikan oleh orang tua siswa pada lembaga sekolah
khususnya di SD Negeri Rancagede Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, dapat
dilihat dari semakin banyaknya orang tua yang menitipkan anaknya untuk menjadi
siswa di sekolah tersebut pada tiap tahun ajaran baru, untuk tahun ini SD
Negeri Rancagede menyelenggarakan sebanyak 12 rombongan belajar, dengan jumlah
siswa sebanyak 420 orang.
Kepala
SD Negeri Rancagede, Dadang, S.Pd.SD., mengungkapkan “dengan jumlah siswa
sebanyak itu, kami dibantu oleh delapan guru PNS dan 10 tenaga guru honorer”
katanya.
Dadang, S.Pd.SD |
Dalam
masa kepemimpinannya, Dadang selaku kepala sekolah baru saja menyelesaikan
pembangunan ruang guru dari anggaran APBD (DAK 2016), karena selama ini, kantor
guru dan ruang kepala sekolah yang cukup sempit, terpaksa harus
berdesak-desakan dengan ruang komputer dan ruangan lainnya.
Dari
segi kemanan pun Dadang merasa masih khawatir, pasalnya meskipun dari depan
nampak sudah cukup aman karena telah dipagar secara permanen, namun di belakang
sekolah masih menyisakan lahan sekitar 15 meter yang belum dipagar. “Meskipun
di belakang sekolah, banyak rumah warga namun tetap saja kami merasa khawatir
adanya hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada lingkungan sekolah, terutama
jika pada malam hari” pungkasnya.(As/Diew)