Jumat, 15 Juni 2012

Bupati gelar Peringatan Isra mi'raj 1433 H di Mesjid rumah dinas Bupati dikawasan komplek Pemda Kab. bandung



Perinatan Isra Mi'raj di maesjid Rumah Dinas Bupati bandung
Bersama penceramah KH.Sopyan Yahya MA
         Bupati Bandung gelar  Peringatan Isra mi'raj 1433 H di rumah dinas Bupati dikawasan komplek Pemda Kab.Bandung pada kesempatan itu hadir Bupati bandung H.Dadang Naser SH. S.Ip. Wakil Bupati H. deden Rumadji Anggota DPD RI utusan Jawa Barat KH. Sofyan Yahya, MA. Ka.Kejari Kab.Bandung R. Sugiono, SH. MH. Kapolres Bandung AKBP Sandy Nugroho SIK, SH, MHum ,Wakil ketua DPRD H. Sugianto S.Ag.Msi, MUI Kab Bandung DanDim 0609 Letkol Inf. Novi Helmy Prasetia,  Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Bandung, Drs. H. Cecep Kosasih, MM, Kepala Seksi Penamas, H. Undang Lukmanul Hakim,anggota , SKPD Kab.Bandung seluruh Camat beserta para tokoh Agama, Ulama. dan Ormas Islam.



Bupati Bandung saat memberikan batruan simbolis
kepada Ketua MTQ jawa barat yang berdomisili Karawang

                            H. Dadang Naser SH.S.Ip, Dalam sambutanya mengajak Para tokoh Agama dan Ulama  agar lebih meningkatkan kemakmuran mesjid  diwilayahnya dan diharapkan dapat meningkatkan norma-norma dalam ukhuwah Islamiyah,dan bupati juga menghimbau kepada Dinas Perndidikan dan Kebudayaan sebagai antisipasi dengan adanya peredaran buku-buku yang berbau pornografi serta mengevaluasi peredaran peralatan segala macam penunjang pendidikan islam, diharapkan dapat lebih diperhatikan.


              KH.Sopyan Yahya,MA berpesan dalam ceramahnya didepan para penceramah yang hadir "Nilai-nilai keulamaan harus dipertahankan. Sementara Ulama pun jangan hanya memikirkan diri sendiri, harus ingat kepada rakyat kecil dan “ulama” kecil. Jika mendapat rizki lebih harus ingat ke pesantren kecil. Para Ajengan dan Ustadz harus bisa menjaga integritas keulamaannya. Jangan sampai para ulama merendahkan diri di hadapan para pejabat agar bisa dicairkan proposal pembangunan madrasah atau mesjidnya. Karena pejabat dihormati oleh masyarakat itu selama menjadi pejabat, setelah turun dari posisinya menjadi mantan pejabat dan tidak ada lagi penghormatan bagi para pejabat itu. Sementara Ajengan posisinya seumur hidup.dan tentunya sangat sulit untuk mencetak ulama baru ketimbang memilih pejabat atau para sarjana.

          Sopyan Yahya menegaskan tidak ada kekerasan dalam agama, tetapi munculnya kekerasan itu sendiri pada dasarnya dari manusianya sendiri. tentunya sangat penting adanya komunikasi antara Pemerintah, Ulama dan Politik yang diharapkan sistem politik yang ada lebih beragamis.- krd/asdar/hdw-



0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls