Kamis, 22 Maret 2012

Ormas Islam Harus Memahami Konsep Perbedaan


Bupati Bandung H. Dadang Mohamad Naser, SH, S.Ip mengajak kepada seluruh komponen masyarakat termasuk didalamnya ormas Islam untuk membangun kembali pemahaman yang benar terhadap konsepsi perbedaan. Karena menurutnya, Indonesia adalah negara majemuk yang didirikan atas keberagaman.

"Indonesia merupakan negara majemuk atau plural, sehingga membutuhkan daya toleransi yang hebat dan pemahaman antar pribadi yang kuat...", tegas H. Dadang M Naser pada peresmian Gedung Bersama Ormas Islam di Soreang, Kamis (22/3).

Turut hadir Wakil Bupati Bandung H. Deden Rukman Rumaji, S.Sos, Wakil Ketua DPRD H. Sugianto, S.Ag, M.Si,  Kapolres Bandung AKBP Sandi Nugroho,SH,S.Ik,M.Hum, Kepala Kemenag Kab. Bandung Drs.H.Cecep Kosasih, Ketua MUI Kab. Bandung KH. Anwar Saefudin Kamil serta sejumlah pengurus ormas Islam di Kabupaten Bandung.

Sebagai negara majemuk, kata Bupati Bandung ada dua koridor besar yang perlu dipahami umat Islam. Pertama, koridor sosial yang mengedepankan aspek pemahaman dan toleransi terhadap lingkungan. "Meski Islam menjadi agama terbesar di Indonesia, bukan berarti Islam melalui ormasnya bisa bertindak semaunya...", ucap H. Dadang M Naser.

Sementara koridor kedua adalah koridor keillahian yang mengedepankan aspek esensi penghayatan ketauhidan. Umat Islam apapun aliran dan nama ormasnya, adalah umat Tuhan yang meyakini keesaan Tuhan. "Ini berarti urusan agama atau peribadatan adalah urusan pribadi yang segala sesuatunya ditanggung oleh pribadi itu sendiri...", tegasnya pula.

Menurut Ketua MUI Kab. Bandung KH. Anwar Saefudin Kamil,Gedung Bersama Ormas Islam  dibangun di atas lahan seluas 4.535 m2. Selain Gedung Bersama, di atas lahan tersebut telah berdiri pula dua buah bangunan masing-masing gedung MUI dan gedung penunjang lainnya. Seluruh bangunan tersebut dibiayai dari dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Bank BJB cabang Soreang senilai kurang lebih Rp. 5,09 milyar. "Lahan yang digunakan seluruhnya milik Pemkab Bandung...", ucap Anwar Saefudin Kamil.

Menurut Anwar, Gedung Bersama Ormas Islam merupakan satu-satunya di Jawa Barat. Oleh karenanya, ia mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Bandung yang telah peduli membangun sarana fisik untuk kepentingan ormas Islam dalam kerangka meningkatkan syiar Islam.

Dakwah yang disampaikan oleh masing-masing ormas Islam menurut Kepala Kementerian Agama Kab. Bandung Drs. H. Cecep kosasih, satu sama lain tentunya mengalami perbedaan. Namun demikian, ia tidak mengharapkan dari perbedaan tersebut akan menimbulkan friksi yang merugikan umat. "Karena ormas Islam itu lahir disebabkan oleh kebutuhan masyarakat yang memerlukan nasihat spiritual...", tandasnya pula.

Selasa, 13 Maret 2012

Bupati Bandung Pantau Harga Sembako

pantau langsung Bupati Bandung H.Dadang Mochamad Naser, SH,S.Ip saat melakukan sidak (inspeksi mendadak) di Pasar Soreang, Selasa
Bupati Bandungsidakdi Pasar Soreang
Memasuki minggu kedua Bulan Maret 2012, harga sembako jenis sembako (Sembilan Bahan Pokok) di Kabupaten Bandung mengalami kenaikan. Meroketnya harga sembako tersebut, terpantau langsung Bupati Bandung H.Dadang Mochamad Naser, SH,S.Ip saat melakukan sidak (inspeksi mendadak) di Pasar Soreang, Selasa (13/3).

Data yang disampaikan Kepala UPTD Pasar Soreang, Asep Tresna, SE, menunjukan 6 jenis sembako yang mengalami kenaikan harga diantaranya, cabe merah tanjung naik dari harga Rp. 28.000/kg menjadi Rp. 40.000/kg, cabe merah keriting dari 12.000/kg menjadi Rp. 20.000/kg, begitu pula harga cabe rawit besar naik dari Rp. 18.000/kg menjadi Rp. 25.000/kg.
Jenis sembako yang mengalami kenaikan harga, meliputi bawang putih naik dari harga Rp.9.000/kg menjadi Rp. 10.000/kg, terigu curah juga mengalami kenaikan dari Rp.5.500/kg menjadi Rp. 6.500/kg.Sementara jenis sayuran kentang naik dari Rp. 7.500/kg menjadi Rp. 8.000/kg.

Namun demikian, terdapat pula empat jenis sembako yang mengalami penurunan harga, diantaranya gula merah yang semula Rp. 14.000/kg turun menjadi Rp. 11.000/kg, disusul harga daging ayam boiler turun dari Rp. 25.000/kg menjadi Rp. 24.000/kg, sedangkan telur ayam boiler turun harga dari Rp. 15.200/kg menjadi Rp. 15.000/kg. Beras jenis kepala turun dari harga Rp. 9.500/kg menjadi Rp. 9.000/kg.

Masih ditempat yang sama, sebelumnya Bupati Bandung turut membuka kegiatan "Babarengan Beberesih Pasar" yang melibatkan sejumlah anggota PMI dan Mojang Jajaka Kabupaten Bandung. Selain di Pasar Soreang, kegiatan beberesih akan dilangsungkan pula di Pasar Sayati Kecamatan Margahayu.

Program beberesih dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan pasar. "Saya sangat mendukung dengan adanya kegiatan ini, karena ternyata kawula muda di Kabupaten Bandung masih sangat peduli terhadap keberadaan pasar tradisional..", kata Dadang Mochamad Naser.

Khusus kepada para pedagang dan pengelola pasar tradisional, ia mengajak untuk selalu memperhatikan kebersihan pasar, karena menurutnya pasar yang bersih, sehat dan tata letak yang baik akan mendorong para pembeli berbelanja di pasar tradisional.

Pasar Soreang menurut Kepala Diskoperindag Kab. Bandung Drs. H.Bambang Budirahardjo, M.Si merupakan pasar utama yang dibangun sejak tahun 1970 di atas lahan seluas 1 Ha. " Sampai sekarang pasar ini masih berdampingan dengan terminal angkutan umum dan terminal keretek kuda, sehingga ada kesan kurang nyaman..",ucapnya.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls